Bermalam Berburu Monyet Maut, BKSDA: Ramainya Warga dan Posisi Target MEP Selalu Berpindah Jadi Kendala

topmetro.news, Langkat – Perburuan Monyet Ekor Panjang (MEP) dengan nama Latin Macaca Fascicularis yang beberapa hari terakhir telah menyerang warga Kelurahan Brandan Barat Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) bekerjasama dengan Tim Polisi Kehutanan (Polhut), masih belum berhasil.

Menurut Kepala Seksi BKSDA Wilayah II Stabat Bobby Nopandry, pihaknya sejak Jumat (26/9/2025) hingga Sabtu (27/9/2025), terus berupaya menangkap Monyet Ekor Panjang yang telah menyebabkan 8 orang warga Kelurahan Brandan Barat menjadi korban gigitan hewan tersebut.

Bobby menjelaskan, pada Jumat (26/9/2025) hingga pukul 19.00 WIB, target MEP belum bisa dilumpuhkan/ditangkap.

“Upaya penangkapan terkendala karena target MEP cepat berpindah-pindah tempat dan sembunyi. Ditambah lagi ramainya masyarakat yang datang ingin menyaksikan upaya penangkapan target walau sudah diperingatkan oleh petugas kecamatan dan desa,” katanya.

Sehingga, pada jam 19.30 WIB itu tim memutuskan untuk menghentikan kegiatan upaya penangkapan, dan bermalam di Kecamatan Babalan.

Keesokan harinya, Sabtu (27/9/2025), sekira pukul 6.30 WIB, tim melanjutkan upaya perburuan MEP di sekitar SD 8 lokasi di mana target MEP sering terlihat oleh warga.

Belum diperolah informasi terkait upaya perburuan monyet yang terus meneror warga Kelurahan Brandan Barat para hari kedua tersebut. Namun, kata Bobby, pihak BKSDA dan Kecamatan Babalan telah memasang 2 buah kandang jebakan untuk meringkus monyet ganas itu.

Sebagaimana diinfokan sebelumnya, 8 orang warga Kelurahan Brandan Barat Kecamatan Babalan telah menjadi korban kebuasan seekor monyet yang diduga jenis Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis).

Terakhir, seorang remaja pelajar SMP bernama Muhammad Farel (16) warga Jalan Thamrin Gang Amal No 9 Kelurahan Brandan Barat, menjadi korban gigitan monyet di bagian leher dan perutnya.

Akibat gigitan itu, korban mengalami luka robek di bagian leher sebelah kanan dan perut. Kondisi remaja yatim piatu tersebut sempat kritis bersimbah darah. Kendati sempat terjadi kepanikan dengan status korban yang merupakan anak yatim piatu, dan tidak memiliki BPJS, namun pihak kecamatan memutuskan membawa korban ke Rumah Sakit Pertamina.

“Saat ini kondisi korban sudah lebih baik. Tinggal memikirkan kerjasama berbagai pihak untuk membantu biaya perobatan Muhammad Farel dan korban-korban gigitan monyet lainnya,” ujar Camat Babalan.

Habitat Terancam

Menurut data dari laman BKSDA, Monyet Ekor Panjang adalah jenis hewan dari kelompok primata dalam Genus Macaca yang habitatnya di hutan bakau (mangrove).

Hewan ini sering juga disebut monyet pemakan kepiting (crab-eating macaque), karena mereka adalah omnivora dan dapat memakan berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan, biji-bijian, dedaunan, serangga, dan bahkan kepiting.

Ciri-ciri Monyet Ekor Panjang, memiliki bulu berwarna abu-abu kecoklatan atau coklat kemerahan di bagian punggung dan lebih pucat di bagian perut, dengan wajah abu-abu kecoklatan dan kumis pipi. Hewan ini memiliki ciri khasnya berupa ekor yang panjangnya biasanya lebih dari panjang tubuhnya.

Monyet ekor panjang adalah hewan sosial yang biasanya hidup dalam kelompok. Hewan jenis ini merupakan hewan primata yang sangat oportunistik dan adaptif, mampu hidup di berbagai habitat mulai dari hutan, pesisir, hingga daerah perkotaan dan pedesaan yang dekat dengan manusia.

Sebagai omnivora, mereka memakan beragam makanan seperti buah, daun, serangga, kepiting, dan kadang-kadang bahkan makanan milik manusia.

Sayangnya, Monyet Ekor Panjang telah terdaftar sebagai spesies Terancam Punah (Endangered/EN) oleh IUCN karena penurunan populasi mereka akibat kerusakan habitat dan perburuan yang intensif.

Diduga, hewan Monyet Ekor Panjang (MEP) yang telah menyerang warga Babalan ini, karena hidupnya merasa terancam disebabkan habitatnya yakni hutan mangrove di desa tersebut telah rusak oleh ulah manusia. Namun, banyak pihak menduga, monyet yang menyerang warga ini merupakan hewan peliharaan warga yang terlepas dan panik karena kehilangan kelompoknya.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment